Translate

Tampilkan postingan dengan label OPINI. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label OPINI. Tampilkan semua postingan

Kamis, 22 Juli 2021

Papua Melawan Kapitalisme


Ilustrasi: Kaum Kapitalis Yang merusak alam

Oleh: Papua Kiri

Jika setiap orang harus diyakinkan tentang hal-hal ini dengan membaca atau menghadiri pertemuan politik, kita tidak akan pernah mengubah masyarakat. Pada kenyataannya orang belajar banyak dari ini melalui pengalaman mereka sendiri.


Masa-masa krisis seperti saat ini memaparkan irasionalitas sistem dan kepentingan diri serta kemunafikan mereka yang menjalankannya. Permusuhan terhadap bisnis besar telah tumbuh secara masif dalam beberapa tahun terakhir. Kepercayaan pada institusi negara, termasuk polisi, pengadilan dan media, telah anjlok. 


Ketika orang terlibat dalam perjuangan, mereka belajar dengan cepat. Melakukan protes dan demonstrasi dan terlibat dalam kampanye dan pemogokan memberi orang rasa percaya diri terhadap kemungkinan perubahan. Anda belajar bahwa Anda tidak sendirian, Anda belajar siapa sekutu potensial Anda dan siapa musuh Anda. Ketika polisi menyerang demonstrasi atau media mengabaikannya, orang dengan cepat melihat bahwa lembaga-lembaga ini jauh dari netral.


Tetapi kita tidak bisa mengandalkan orang yang belajar dari pengalaman saja. Kehidupan pekerja memiliki banyak kesamaan, tetapi semuanya berbeda. Pengalaman beberapa orang mengarahkan mereka untuk menantang gagasan kelas yang berkuasa lebih dari yang lain. Beberapa terlibat dalam protes, atau aksi industri, yang lain tidak. Ketidakrataan dalam pengalaman menyebabkan ketidakmerataan dalam pemahaman orang. Akan ada orang yang bereaksi terhadap rasisme tetapi tidak menantang homofobia atau membela hak-hak perempuan. Inilah yang disebut revolusioner Italia Antonio Gramsci 'kesadaran kontradiktif'.


Itu bahkan berarti bahwa orang dapat memegang ide-ide radikal dan mundur, membangun ide-ide di kepala mereka pada saat yang sama. Orang-orang dapat memberontak terhadap pengalaman langsung mereka tanpa segera mengembangkan pemahaman yang lebih luas tentang cara kerja sistem. 


Ketidakseimbangan berlanjut bahkan dalam krisis revolusioner ketika jutaan orang menjadi radikal. Revolusi pada kenyataannya hampir selalu ditandai pada awalnya oleh persatuan rakyat melawan pemerintah, dan kemudian oleh perpecahan besar tentang bagaimana membuat gerakan maju. Beberapa berpendapat untuk memperdalam gerakan dan menantang struktur kekuasaan, yang lain yang berkompromi dengan tatanan lama diperlukan. Masa lalu masih menghantui kita bahkan dalam kondisi baru.


Jika kita hanya berharap orang akan mempelajari semua yang mereka perlu tahu di tengah sengitnya perjuangan, itu akan terlambat. Ini adalah salah satu alasan mengapa mengembangkan pemahaman seluas mungkin tentang bagaimana kapitalisme bekerja sekarang adalah penting.


Kita perlu memasuki periode seperti ini dengan jumlah terbesar orang yang yakin akan perlunya membongkar lembaga-lembaga negara yang ada, untuk melawan semua penindasan, untuk menekankan gerakan massa, dan tidak hanya mengandalkan politisi untuk mengubah keadaan bagi kita. 


Bersambung......


𝗣𝗮𝗽𝘂𝗮 𝗠𝗲𝗹𝗮𝘄𝗮𝗻

Bangsa Papua Sedang Punah



Ilustrasi: Demokrasi Di Bungkam

Oleh Willy Sardi 

Saya sebagai orang Melayu, yang lahir di Jakarta, yg mempelajari ilmu-ilmu sosial dan belum lama tinggal di Papua ini sedang melihat kamu terlena tetapi sesungguhnya kamu sedang mati, bangsa kamu akan segera tinggal cerita.  

Karena itu, saya hanya mau memberitahukan tanda-tanda kematian masa depan anda secara pribadi dan bangsamu di masa depan. Saya cukup beritahu dan anda sendirilah cari solusinya, apa solusi yg tepat atas kondisimu, kondisi bangsamu. 

Berikut tanda-tanda kamu orang Papua dan bangsamu akan tinggal cerita segera:  


Pertama, kalian, orang Papua kini punya satu musim baru. Musim yang tak banyak saya jumpai di Jawa, bahkan dalam buku sejarah. Bukan hanya musim matoa, musim kemarau atau musim mangga, musim muntaber untuk anak-anak kalian. Tapi, musim baru kalian adalah musim kematian tiba-tiba. Hari-hari ini, tidak hanya pimpinan gereja kalian saja yang mati tiba-tiba tetapi lihatlah di sekeliling anda, banyak orang Papua mati tiba-tiba.  

Tidak ada yang tahu pasti penyebab musim baru itu. Mereka mati misterius. 


Kedua, ini lanjutan dari yang nomor satu di atas. Kalian orang Papua kini punya satu penyakit baru yang belum banyak dijumpai di dunia kedokteran modern. Penyakit itu ialah penyakit "jatuh". Para pemimpin gereja kalian mati karena penyakit "jatuh". Ini penyakit berbahaya. 

Coba kalian, orang Papua renungkan, Pastor Nato Gobay, jatuh tiba-tiba di kamar mandi dan meninggal. Itu setelah 30 menit sebelumnya memimpin ibadah di salah satu gereja katolik di Nabire sana. 

Pastor Yulianus Mote, dikabarkan jatuh pingsang tiba-tiba di bandar udara wamena saat berangkat dari Jayapura ke Wamena. Ia berobat ttp tdk tertolong dan meninggal. 

Pastor Neles Tebay jatuh tiba-tiba di ruang kuliah di salah satu kampus calon imam di Jayapura. Ia berobat dan tdk tertolong dan kemudian meninggal.

Kemudian, Uskup Timika, Mgr. John Philip Saklil jatuh di halaman rumah uskup dan meningal. Ia meninggal setelah sebelumnya memimpin misa.  

Kalian, orang Papua tahu bahwa mereka jatuh karena mereka ini pimpinan umat dan informasinya disebarkan. Coba cari tahu dan hitung sekeling anda, berapa orang lain lagi yang mati dengan model ini. Banyak.  


Ketiga, para pimpinan kalian mati misterius. Dalam sejarah yang saya pelajari, kematian pemimpin adalah pukulan telak, ia adalah kematian sebuah komunitas, kematian bangsa. Kematian pemimpin adalah duka panjang, bukan karena semata-mata kehilangan fisik tetapi ia membawa pergi ide, gagasan, semangat, dan visi. 

Mereka yang meninggal saat2 ini adalah pemimpin gereja. Banyak pemimpin kalian di birokrasi dan politik juga mati misterius, ada yang pelan-pelan, ada yang mati seketika. Kalian tahu, Arnold Ap, Theys, Gubernur Salosa, Wospakrik, Agus Alua, dan anda pasti tahu yang lain. Yang wajar adalah meninggal normal karena sakit atau sudah umur tua.  

Anda pasti tahu yg mati berlumuran darah, pasti banyak. Ini yg misterius.. 


Keempat, kalian banyak doktor dan master. Sarjana berlimpah. Ada tamatan luar negeri, ada tamatan dalam negeri dan ada yg tamat di tengah realitas yang membunuh kalian di Papua.  

Tapi, kalian diam atas masalah-masalah bangsamu yang sudah stadium empat ini, jika itu adalah penyakit.. 

Gelar kalian hanya di atas kertas, tak bisa buat apa2 untuk tanah airmu. Anda hanya urus perutmu, anda hanya urus jabatanmu, anda terhanyut dalam rutinitasmu dan tepuk dada, bangga dgn gelarmu.  

Anda tidak menulis, anda tidak buat kajian, anda tidak berjuang, anda jijik berada di jalanan untuk melawan, anda tidak menjadi diplomat, anda tidak urus tanah adatmu, anda tidak mendidik kaummu. 

Itu artinya, anda memang ingin membiarkan bangsmu mati atau gelarmu hanya di atas kertas dan tidak belajar sungguh2 untk mengerti realitasmu.  

Apakah anda sengaja ataupun tidak paham, yang jelas, saya mau memberitahu bahwa, ketika orang sekolah (doktor, master, dan sarjana) diam membisu maka itu tandanya bangsa itu sedang mati pelan-pelan. Matinya aktivitas intelektual adalah matinya sebuah bangsa.  


Kelima, orang Papua lupa budaya. Budaya bukan sekedar pakaian adat, tapi keseluruhan tatanan kehidupan: religi, sistem politik, mata pencaharian, kesenian, peralatan, bahasa, sistem dan pengetahuan. 

Kalian gemgang erat2 segala yang baru datang. Lalu, kalian lupa diri dan terlena dan mereka ambil apa yang kalian tinggalkan.

Jangankan budaya, anda tinggalkan mamamu sendiri, anda pergi kawin dengan yang putih. Yang putih dan semua yang datang dari luar lebih baik. Itu cara anda membunuh mamamu, budayamu dan masa depan bangsamu secara pelan tapi pasti. 


Keenam, kalian pemalas dan hidup dari belas kasihan dan judi. Kalian, orang Papua itu saya amati pemalas, duduk saja, cerita-cerita saja, habiskan waktu. Jalan minta sana minta sini sama saudara lain, harap sana harap sini. Setelah dapat uang habiskan saat itu juga, sisanya main judi, togel. Uang habis jalan minta lg ke saudara padahal sudah sarjana, padahal sehat dan badan kuat, padahal hutanmu luas, tanahmu subur.  

Satu pemuda bisa habiskan uang 3 atau 4 juta dalam satu bulan. Uang itu dapat dari mana, sedangkan ia tidak punya pekerjaan, tidak punya kebun, tidak punya ternak? Jawabannya adalah ia dapat dari belas kasihan orang lain dan judi. 

Saya ketemu dua pemuda di Kantor Gubernur. Tas mereka berisi. Saya ajak cerita, apa yang mereka isi dan apa kerja mereka. Yang mereka isi adalah proposal dan buku togel. Mereka begitu polos, saya amati mereka keliling jual2 proposal dari satu ruangan ke ruangan lain di kantor gubernur. Mereka tidak bekerja, satu orang sarjana dan satunya lagi pemuda.  

Satu kesempatan, saya dengan beberapa teman kami kerja borongan di tanah Hitam. Kami pendatang dua orang dan mereka anak Papua tiga orang. Kami dibayar masing2 orang Rp. 4.700.000. Satu minggu kemudian, saya tanya, masih adakah yang itu? Uang mereka sudah habis. Satu orang beralasan, uang itu bayar spp adiknya. Satu lagi, bagi-bagi dengan keluarga. Satu lagi yang parah, ia mengesal karena uang itu habis minum dan main togel. 

Tidak banyak orang Papua yang saya jumpai hargai proses dan tekun serta hemat. Sebagian hanya mau cepat jadi dan kejar yang besar, tidak ada usaha2 kecil, kecuali mama2 yang jualan. Anak muda takut jualan, jaga gengsi, jalan rapi2 tapi dompet kosong. 


Ketujuh, perempuan muda Papua hancur. Sore-sore, apalagi malam minggu kota Jayapura penuh gadis2 belia Papua bercelana mini. Mulut penuh pinang dan rokok di tangan.  

Mereka berkelompok hingga larut malam. Mereka buat apa? Mereka menunggu bookingan dari siapa saja yg mau ajak jalan, sekedar minuman keras atau seks dengan bayar murah. Yang penting dapat uang, entah 100 rb. Ada yang anak sekolh dan ada yg sdh tdk sekolah. Saya ajak ngobrol, mereka cerita d rumah tdk ada makanan dan cari uang sekolah.  

Jika perempuan hancur, bagaimana mereka akan menikah, mengandung, melahirkan anak yg sehat dan mendidiknya menjadi besar untuk gantikan pemimpin kalian yg sudah banyak mati. Bagaimana mereka akan urus suami jika sdh hancur begini. Perempuan kuat, bangsa kuat.


Kedelapan, orang tua malas tahu dgn pendidikan anak. Tidak ada budaya belajar di rumah. Beberapa rumah di teman2 Papua tdk ada meja belajar untuk anak mereka. Satu kamar, anaknya dengan dua tiga orang tamu dr saudara lain. Sore hari anak2 tdk ada kebiasaan belajar di beberapa rumah yang saya kunjungi. Makan mlm larut malam sekali, ada yang jam 9, anak yg paling kecil sdh tdr. Ayah dan ibu, punya urusan masing2, tdk dampingi anak belajar.  

Pada pagi hari, saya perhatikan di jalanan, tidak banyak orang Papua yg antar anak ke sekolah. Padahal di rumah ada mobil dan motor. Ada satu pejabat punya mobil dua dan motor ada satu di rumah tp pgi hari dia bagi uang sama anaknya. Dia tdk antar, anak jalan sendiri, naik ojek. Ini bukan soal kasih uang tp ini soal bagaimana bentuk kasih sayang orang tua. Pendatang juga punya uang tp mereka antar anak mereka, lihat di lampu merah pagi hari. Bicara tuan tanah tp tidak urus pendidikan anak baik2, bagaimana mau jd tuan rumah. 


Kesembilan, kakak saya kenal banyak orang Papua yang menyebut diri pengusaha tapi setelah saya tanya pengusaha itu artinya punya CV dan PT. Mereka jalan cari proyek di dinas2, setelah dapat, kerja selesai dan uang habis. Tdk ada yang buat unit usaha yang profit atau datangkan uang. Ini beda dgn pendatang.  


Kesepuluh, jual tanah. Orang Papua jual tanah kepada kami. Kalian tdk kontrakkan. Padahal kalian punya anak banyak. Anak2 kamu akan ke manakan kalau sdh kami kuasai semua.  


Kesebelas, sekolah pinggiran dan kampus dan jurusan yang bisa cepat jadi sarjana. Tidak banyak anak2 Papua yg masuk di sekolah bermutu. Anak2 Papua banyak saya jumpai di sekolah2 pinggiran, sekolah yg dpat nilai gampangan dan masuk diperguruan tinggi yg biasa2 pada jurusan2 sosial semua. Jadi, orientasi mencari nilai dan ijazah, tidak cari kemampuan otak dan keterampikan untuk hidup kalian. 


Keduabelas, kampus2 sepi dengan mimbar akademik. Tdk banyak kampus di Papua yg lakukan seminar2 atau aktivitas lain. Para dosen juga tdk banyak yg menulis karya ilmiah yang terkait dgn bidang ilmu atas kondisi rill di Papua.  


Ketigabelas, ruang ekspresi disumbat. Saya lihat hal berbeda di Papua dgn di Jawa. Di sini, orang tdk boleh demo, langsung ditangkap atau dibubarkan dititik aksi. 


Keempatbelas, saya tidak jumpa wartawan luar negeri di Papua. Media2 di Papua saya tidak temukan bikin liputan yang berkualitas. Saya menyebut majalah dinding sekolah/pemerintah.  


Kelimabelas, yang jual ikan kebanyakan bukan orang Papua, yg jual hasil kebun kebanyakan bukan orang Papua, yang tambang rakyat jg bukan orang Papua, yang jual pinang juga sekarang bukan orang Papua, apalagi kios atau toko.  


Keenambelas, petinggi Papua di Jayapura kebanyakan hanya bicara2 saja di media, tidak banyak aksi nyata. Tidak ada kepercayaan diri juga padahal papua itu kaya dan punya posisi tawar dgn Jakarta yg sangat tinggi. 


Keetujuhbelas, birokrasi dan parlemen sdh dikuasai oleh kami.  


Kedelapanbelas, orang Papua terlalu dewakan kami pendatang. Dewa jadi diberi apa pun, harga dirinya pun kalian berikan, kamu beri marga dan angkat jadikan kepala suku, nobatkan jd anak anaklah. Lalu, di mana posisi kalian orang Papua di sana. Kalian itu sebenarnya sedang bimbang. 


Kesembilan belas, kalian orang Papua itu mudah dibeli dan tidak bisa bersatu dan mudah diprovokasi, mudah dikotak2an dengan istilah gunung dan pantai sehingga kalian terhanyut dalam adu domba, lupa daratan tanah besar Papua bahwa kalian adalah tuan tanah.  


Kedua Puluh, kalian panas-panas tai ayam dan makan mentah ajaran kasih. Tuhan musnahkan musuh Israel di laut merah.  


Keduapuluh satu, kalian, orang Papua tidak peduli dgn KNPB dan ULMWP, padahal itu sarana perjuangan untuk pembebasan kalian dan bangsa kalian. Kalian baku makan, kami tertawa.  


Kalian tambah-tambah sendiri. Ada banyak tanda kalian ini sesungguhnya akan segera tiada. Pikirkan dan renungkanlah sodara.  


Selasa, 13 Juli 2021

Menteri Sosial, Tri Rismaharani Rasis Kepada Orang Papua Dengan Mengatakan ASN Tak Becus Akan Dipindahkan Ke Papua

Menteri Sosial, Tri Rismaharani Rasis Kepada Orang Papua

Foto : Menteri Sosial, Tri Rismaharani


Oleh : Nuelft24

Menanggapi berita yang viral di VIVA.co.id tentang Ibu Risma Menteri Sosial mengenai ASN yang tak becus akan di pindahkan ke Papua adalah hanya penipuan berbau rasis yang dimana hanya ingin menutupi is pembahasaan  Otsus Jilid 2 pada 15 juli 2021 ini.

"Kalau mereka perpanjangan kita ngapain lagi di rantauan..." 

"Mereka buat Papua seakan tanah kosong tra ada orangnya..."

Mau kahh kalian di permainan seperti ini terus...?

1. Ingat, Papua sudah  merdeka 1 Desember 1961 ( hingga pada saat ini mereka memutar balik fakta dan meremehkan luluhur kita)

2. Ingat, untuk menganeksasi Papua ke dalam NKRI itu melalui operasi Trikora yang di pimpin Soeharto 15 Desember 1961 dan operasi itu adalah pelanggaran HAM BERAT pertama.

3. Ingat, bukan hanya operasi Trikora bahkan Operasi Koteka pun berlanjut sampai 1963. 1 Mei 1963 itu bukan integrasi melainnkan Aneksasi

3. Ingat, menurun Media BBC Indonesia 1 Desember 1961 sampai sekarang sudah sekitar 6 Jt orang yang meninggal akibat kolonial Indonesia (Pelanggaran HAM BERAT).

4. Ingat, bahkan setelah OTSUS pertama 2021 di sahkan menurut data BPS Indonesia, Papua SDM sangat kurang

5. Ingat, sumber daya alam anda dikeruk:

- kelapa sawit 

-gas alam 

-minyak 

-pt Freeport

-blok Wabu dlll


5. Ingat data BPS Indonesia 2018 mengungkapkan 

-Papua adalah penduduk paling miskin bahkan makin miskin di tahun 2020

- Kesehatan kurang 

- Kebodohan meningkatkan

- Bahkan orang Papua sendiri makin Punah.



Pembahasan Otsus tanpa spengetahuan Orang Papua sama seperti, Papua dihuni oleh banyak binatang buas yang tidak ada orangnya.

Ide, Amanai, Wa wa wa......

Berikut ini adalah video dari Chanel Youtube Wacthdoc Image yang menayangkan bahwa para penguasa saat ini hanya menginginkan kekayaannya saja dibanding Orang Papuanya";

THE MAHUZEs (Kelapa Sawit di Merauke)

TNI/POLRI DI PAPUA ADALAH TERORIS


Ilustrasi : Penguasa Indonesia Pentingkan Harta Dari Pada Manusianya



Oleh: Nuelft24

Tuhan Yesus berkata kepada murid-murid-Nya dan kepada kita sebagai orang-orang beriman kepada Tuhan Yesus Kristus saat ini, bahwa:
"Pencuri datang hanya untuk mencuri dan membunuh dan membinasakan; Aku datang, supaya mereka mempunyai hidup, dan mempunyainya dalam segala hal" (Yohanes 10:10).
Tuhan Yesus menyampaikan ini dalam dua dimensi, yaitu dimensi rohani dan dimensi jasmani.
1. Dimensi Rohani: Mereka Mempunyai Hidup.
Dalam dimensi rohani, Iblis atau Setan disebutkan pencuri datang untuk mencuri dan membunuh dan membinasakan orang-orang kudus, orang-orang saleh, orang-orang benar dan orang-orang beriman.
Tiga kata: "Mereka Mempunyai Hidup" ini dalam konteks rohani. Tuhan Yesus Kristus datang, supaya kita mempunyai hidup. Hidup yang berpengharapan dan ada kepastian jaminan hidup kekal dalam Tuhan Yesus Kristus. Karena, " Dalam Dia ada hidup dan hidup itu adalah terang manusia. Terang itu bercahaya di dalam kegelapan dan kegelapan itu tidak menguasainya" ( Yohanes 1:4-5).
"...setiap orang yang percaya kepada-Nya beroleh hidup yang kekal... Setiap orang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal. .. Barangsiapa percaya kepada-Nya, ia tidak akan dihukum;.." ( Yohanes 3:15, 16c, 18).
Yesus Kristus meyakinkan kita semua, bahwa: "Akulah kebangkitan dan hidup; barangsiapa percaya kepada-Ku, Ia akan hidup walaupun ia sudah mati dan setiap orang hidup dan yang percaya kepada-Ku, tidak akan mati selama-lamanya." (Yohanes 11:25).
Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat kita memberikan jaminan dan kepastian untuk mempunyai hidup kekal dan memiliki jalan yang pasti. "Akulah jalan dan kebenaran dan hidup, tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku." (Yoh. 14:6).
Anda dan saya telah memiliki pengharapan hidup kekal dan kepastian keselamatan dan jalan yang benar dalam Tuhan Yesus Kristus. Karena itu, Anda jangan takut, jangan ragu-ragu, jangan bimbang, karena Anda dan saya tidak akan tersesat, tidak akan hilang dan tidak akan kecewa.
2. Dimensi jasmani: Mereka mempunyainya dalam segala hal
Apa artinya perkataan Yesus Kristus, "mereka mempunyainya dalam segala hal?"
Jawabannya, kita semua mempunyai ilmu pengetahuan, kepintaran, kecerdasan, hikmat, ketrampilan, talenta, karunia, nafas hidup, suara yang merdu, kedudukan, pangkat, jabatan, istri, suami dan anak-anak dan cucu, kesehatan, kekuatan, kegembiraan, kesukaan, kebahagiaan, persaudaraan, perkawanan, pertemanan. Kita mempunyai TANAH dan di dalamnya ada air, emas, urainium, perak, minyak, gas, rotan, pohon, ikan, udang dan masih banyak lagi. Kita mempunyai dalam segala hal yang disediakan Tuhan bagi kita semua.
Dalam konteks orang asli Papua, sebelum Indonesia menduduki, menjajah dan menindas orang asli Papua sejak 1 Mei 1963, di atas TANAH Papua ini, orang-orang asli Papua hidup berdaulat dan merdeka dan hidup damai dengan mempunyai dalam segala hal.
Tetapi, semua yang dimiliki itu telah beralih tangan bangsa kolonial Indonesia sebagai pencuri datang hanya untuk mencuri dan membunuh dan membinasakan. Pencuri dan pembunuh dan pembinasa ini hadir dengan kekejaman yang berwatak teroris dan rasis.

Pastor Frans Leishout,OFM melayani di Papua selama 56 tahun sejak tiba di Papua pada 18 April 1969 dan kembali ke Belanda pada 28 Oktober 2019. Pastor Frans dalam surat kabar Belanda De Volkskrant ( Koran Rakyat) diterbitkan pada 10 Januari 2020, menyampaikan pengalamannya di Tanah Papua.
" Saya sempat ikut salah satu penerbangan KLM yang terakhir ke Hollandia, dan pada tanggal 1 Mei 1963 datanglah orang Indonesia. Mereka menimbulkan kesan segerombolan perampok. Tentara yang telah diutus merupakan kelompok yang cukup mengerikan. Seolah-olah di Jakarta mereka begitu saja dipungut dari pinggir jalan. Mungkin benar-benar demikian."
"Saat itu saya sendiri melihat amukan mereka. Menjarah barang-barang bukan hanya di toko-toko, tetapi juga di rumah-rumah sakit. Macam-macam barang diambil dan dikirim dengan kapal itu ke Jakarta. Di mana-mana ada kayu api unggun: buku-buku dan dokumen-dokumen arsip Belanda di bakar." (Gembala Dan Guru Bagi Papua, 2020: hal. 593).
Dalam konteks Papua, Penguasa Indonesia, TNI-Polri sebagai teroris dan berwatak rasis ini telah memproduksi mitos-mitos sesuka hati dan selera yang sangat merendahkan martabat kekanusiaan kami, orang asli Papua, seperti: GPK, GPL, OPM, Separatis, dan KKB. Dan sekarang seenak perut mau menempatkan kami orang Papua, terutama wadah perjuangan keadilan dan perdamaian serta hak politik penentuan nasib sendiri OPM yang sudah melahirkan wadah politik resmi ULMWP mau dikategorikan perjuangan teroris.
Jadi, siapa sebenarnya teroris itu?

Teroris sesungguhnya ialah penguasa Indonesia, TNI-Polri yang membunuh atau membanyai orang asli Papua pemilik TANAH Pusaka Papua. Perilaku teroris ini menembak mati para pendeta.
Pendeta Elisa Tabuni di Puncak Jaya (2004) ditembak mati oleh teroris TNI. Pendeta Girimin Narigi di Nduga (2018) ditembak mati oleh teroris TNI. Pendeta Yeremia Zanambami di Intan Jaya (2019) ditembak mati oleh teroris TNI. 4 orang siswa di Paniai 8 Desember 2014 ditembak mati oleh teroris TNI. Operasi di Nduga, Intan Jaya dan Puncak, bahkan diseluruh TANAH Papua dilakukan oleh teroris TNI/Polri.
Saudara-saudara, orang-orang kudus dan imamat rajani, mari, kita berdoa supaya para teroris TNI-Polri ini kembali ke jalan yang benar karena mereka telah kehilangan martabat kemanusiaan mereka. Kita harus tolong mereka karena mereka sudah tersesat dari jalan yang lurus dan benar.
Mari, kita berdoa supaya di TANAH ini harus nyata kuasa TUHAN, yaitu:
1. Cucuran air mata, tetesan darah, dan penderitaan orang asli Papua sejak 1 Mei 1963 sampai saat ini, TUHAN mengubahnya menjadi harapan, sukacita, damai sejahtera dan kemenangan serta kebebasan bagi rakyat dan bangsa Papua.
2. Cucuran air mata, tetesan darah dan penderitaan orang asli Papua sejak 1 Mei 1963 sampai saat ini, dipakai TUHAN untuk sadarkan para teroris TNI-Polri supaya mereka bertobat dan menjadi manusia-manusia normal dan menghormati martabat kemanusiaan.
3. Cucuran air mata, tetesan darah dan penderitaan orang asli Papua sejak 1 Mei 1963 sampai sekarang ini, TUHAN mengubahnya api belerang, kutuk, murka, malapetaka dan bencana bagi para pelaku kejahatan selama ini.

Terimakasih

Senin, 12 Juli 2021

Penguasa Indonesia Sedang Panik Dengan Fakta Yang Terjadi Di Papua




Ilustrasi : Perampasan Tanah 



Kepanikan penguasa Indonesia karena kegagalan diplomasi di tingkat global atau di level internasional. Terdapat beberapa akar persoalan Papua:


1. Ketidakadilan,
2. Rasisme,
3. Kekerasan negara dan operasi militer menyebabkan pelanggaran berat HAM,
4. Persoalan status politik dalam wilayah Indonesia.
Kepanikan dikalangan penguasa Indonesia karena tekanan solidaritas kemanusiaan dan dukungan moral dari komunitas internasional, maka penguasa Indonesia mengirim pasukan dalam jumlah besar ke West Papua untuk menekan orang asli Papua.
Walaupun ada tekanan dari kekuatan TNI-Polri, bagi rakyat dan bangsa West Papua telah memenangkan diplomasi internasional melalui wadah politik resmi ULMWP. Persoalan ketidakadilan, rasisme, pelanggaran berat HAM sudah menjadi persoalan yang berdimensi Internasional dan tidak lagi masalah internal Indonesia.
Solusinya: RI-ULMWP duduk dalam meja perundingan damai yang dimediasi pihak ketiga yang netral. Seperti contoh: RI-GAM ( Gerakan Aceh Merdeka ) di Helsinki pada 15 Agustus 2005."


Minggu, 11 Juli 2021

Cerita Singkat Seorang Aktivis HAM CARMEL BUDIARDJO


Foto : Carmel Budiardjo

Oleh : Nuelft24
Dikutip dari media irishtimes.com terdapat beberapa poin penting yang wajib harus kita tau dari seorang Carmel Budiardjo :

1. TRANSNASIONAL.

Seorang aktivis kiri dari keluarga imigran Yahudi-Polandia di London, Carmel Brinkman, menghadiri konperensi mahasiswa di Praha pada 1945. Berjumpa aktivis kiri dari Indonesia, Suwondo Budiardjo, sejak itu Carmel mengikuti suaminya kembali ke Indonesia pada 1952. Keduanya dikejutkan oleh Peristiwa 1965 dan pembantaian yg terjadi. Riwayat ini membuat Carmel berkembang teguh menjadi aktivis transnasional yg membongkar kejahatan Orde Baru dan memperjuangkan hak-hak-asasi manusia para korban Orde Baru dan penerusnya.

2. MEMENUHI JANJI

Ditahan Orde Baru selama tiga tahun (1968-1971) di tengah para tahanan politik perempuan lainnya, Carmel berhasil diselamatkan oleh Amnesty Internasional yang membawanya berserta keluarganya kembali ke London. Sebelum dilepas dari tahanan, Carmel sempat ragu-ragu, tetapi para tapol perempuan senasibnya mendesak agar dia ‘pergi, pergi, dan berjuanglah untuk kami!’ Dia menyanggupinya dan sejak itu sepanjang hidupnya di London dia memenuhi janjinya dengan teguh dan konsekwen.

3. TIMOR TIMUR

Carmel mendirikan organisasi kecil HAM TAPOL di London, dengan bulletin yg terbit teratur. TAPOL barangkali bukan aksi pertama di Eropa yg membela hak hak Timor Timur (yg pertama di Swedia), tapi TAPOL-lah yg paling intensif dan selengkap mungkin mengungkap kejahatan Orde Baru -  invasi, perang, pendudukan dan pemerintahan penjajahannya Soeharto -  di Timor Timur. Informasi, lobby dan kampanyenya membuka mata Eropa. Kegiatan Carmel, bersama Liem Soei Liong, ini sangat membantu media dan wawasan HAM di dunia. Beberapa kali sepanjang tahun 1980an bertemu di Belanda, pada 1999 Carmel mengundang saya ke Dublin, Irlandia, Maret 1999, untuk berbicara tentang prolog menjelang  Jajak Pendapat di Timor Timur. Kali terakhir saya bertemu Carmel adalah di Dili pada 2009 saat Carmel – bersama a.l. Ibu Ade - menerima medali kehormatan Timor Leste, salah satu dari segelintir pertama yg memperoleh penghargaan tertinggi. Berkat TAPOL, kini ada dokumentasi arsip tentang ulah Orde Baru di Timor Leste, salahsatu yg terlengkap, yg tersimpan di London dan di Lisabon, Portugal.


4. ACEH dan PAPUA

Carmel, dengan TAPOLnya, tak berhenti pada Orde Baru dan Timor Leste. Kerja tulis, penerjemahan, kampanye, lobby dan demo dan aksi-aksi menentang pelanggaran HAM di Indonesia, juga khususnya di Aceh dan Papua, serta sejumlah kelanjutannya di masa pasca-Reformasi, termasuk Genosida 1965-1966-1968, dicermatinya. Penindasan kemanusiaan tsb harus diakhiri. Dia berharap, begitu pernah dia katakan, suatu hari TAPOL dan kegiatannya tak perlu ada lagi.  Carmel, aktivis luar biasa untuk negeri-negeri di Nusantara ini, dengan demikian, telah sepenuhnya menjadi aktivis transnasional demi kemanusiaan. 


Terima kasih Carmel Budiardjo, pejuang HAM tak kenal lelah. Selamat jalan, beristirahatlah kini dalam kedamaian.

Sabtu, 10 Juli 2021

Rakyat Papua, Tetap Fokus Dengan Tuntutan " HAK MENENTUKAN NASIB SENDIRI DAN TOLAK OTONOMI KHUSUS JILID 2 "


Ilustrasi : Papua Yang Diselimuti Oleh Kolonialisme

Oleh : Mirip Mare

Karena sekarang Pemerintah Indonesia bersama Elit-Elit Papua  yang tergabung dalam  For Papua dll saat ini sedang merancang strategi untuk mengaburkan kemauan luhur yakni Kemerdekaan Penuh Bangsa Papua. Mereka diam-diam membahas perpanjangan Otsus dan membagi Wilayah Papua jadi beberapa Provinsi demi memperpanjang Penderitaan Rakyat Papua.

Dan saat ini  mereka juga berusaha memunculkan isu-isu Rasial yang secara jelas pelakunya adalah orang-orang Timsus pemenangan Jokowi dan Mahruf. Mereka juga tahu betul jika hal ini yang dimunculkan secara sengaja. Rakyat Papua Konsentrasinya Terbagi dalam mengawal Penolakan Otsus Jilid 2 dan Agenda lainnya. Jika mengambil Contoh baru-baru ini adalah seperti RUU OMNIBUSLAW di sahkan Saat Rakyat Indonesia disibukkan berhadapan dengan Aparat dan Preman Pemerintah di Lapangan lalu  DPR/MPR-RI  Bekerja keras mengesahkan UU ini ditengah Malam.


Kita harus tetap Fokus,Mengawal serta menolak segala bentuk tawaran Perpanjangan Kolonialisasi Oleh Pemerintah Indonesia bersama Kaki tangannya di Daerah ,Cukup 59 Tahun Rakyat Bangsa Papua ditindas,Musuh Utama kita bukan Rasisme namun Musuh Utama kita adalah Sistem :

 1.Kolonialisme,

2.Kapitalisme dan 

3.Imperialisme

Watak Rasisme Sebagian Warga Indonesia yang Beberapa Hari ini muncul di media Massa yang mengalihlan Fokus kita Juga adalah Buah Pikiran yang tertanam sejak awal Soekarno yang  Berfikir untuk menganeksasi/Mengkoloni Wilayah Bangsa papua dalam Trikoranya 19 Desember 1961 pada poin pertama yang berbunyi : 

" Gagalkan Negara Boneka Papua buatan Belanda" , Seakan Sejak Awal Bangsa Papua adalah Bangsa yang tidak mampu mengatur diri dan Menentukan Nasib Sendiri.

Sehingga Rasisme yang terjadi baik dalam pikiran,perkataan dan perbuatan Pemerintahan Indonesia bersama Pasukan NKRI harga Matinya Tidak Akan pernah Hilang sampai kapanpun terhadap Orang Papua Melanesia,Walaupun Elit-Elit oportunis Papua mau menangis hingga menjilat penguasa Indonesia-pun ,Rasisme Akan tetap Tumbuh Subur.

CATATAN : Akar daripada Rasisme itu sendiri Ialah Kolonialisme,Kapitalisme dan Imperialisme yang hari ini bercokol di Se-antero tanah Papua 


Hari ini Rakyat papua Tetap Fokus dari pengalihan Isu,dan Bangkit Lawan Penindasan.


Minggu, 27 Juni 2021

Hancurkan Relasi Ekonomi-Politik Negara-Negara Imperialis Terbesar di Dunia


Ilustrasi : Perlawan Oleh Kaum Tertindas


Oleh : Danil Pravda

Kelas Buruh di Indonesia memiliki musuh yang sama dengan Bangsa West Papua, yaitu Kaum Borjuis-Kapitalis Nasional Indonesia. Maka oleh sebab itu, harus mendukung Bangsa West Papua untuk "Menentukan Nasib Sendiri", agar Bangsa West Papua terbebas dari penjajahan dan penindasan yang saat ini masih  berlangsung, sehingga dapat membangun suatu tatanan kehidupan yang lebih Demokratik (lewat referendum). Dan Kelas Buruh Indonesia juga dapat membangun kekuasaan sendiri (Dewan Rakyat dan Partai Revolusioner) yang independen untuk melawan (dominasi) kekuasaan borjuis-kapitalis nasional (musuh bersama saat ini) yang sedang akan melemah, karena kehilangan kepemilikan pribadi (pertambangan, perkebunan dan sumber daya alam) serta kekuatan (ekonomi-politiknya) atas pemanfaatan tanah West Papua. Sebab, yang memperkuat posisi kekuasaan Borjuis-Kapitalis nasional selama ini adalah sumber daya alam ditanah bangsa west papua.


Kemenagan Bangsa West Papua dalam menentukan nasib sendiri lewat referendum, adalah suatu keuntungan yang sangat besar bagi kelas buruh Indonesia, untuk melancarkan serangan lewat aksi mogok nasional dalam meruntuhkan kekuasaan borjuis-kapitalis nasional di Indonesia. Dan itu juga akan memicu gerakan kelas buruh skala internasional.


Manusia Di Ciptakan Untuk Menjadi Raja di Atas Tanahnya Sendiri

 MANUSIA MERDEKA 

Ilustrasi: Bebas Dari Penindasan

Oleh : Mirip Mare

Mulai dari Gubernur, DPRP/DPRPB, MRP/MRPB/ hingga lembaga Agama dan Adat aspirasinya tentang penolakan otsus dan Pemekaran, tidak dihiraukan pusat. Dalam hal ini, kementrian dalam negeri atau Menteri dalam Negeri yaitu Jenderal Polisi yaitu Tito Karnavian dan sebelumnya juga sudah  pernah menjadi Kapolda Papua. Oleh karena itu, dia paham betul tentang karakter OAP itu sendiri.


Lalu saya, anda  dan kita sebagai Orang Papua masih percaya kah dengan konspirasi politik yang dimainkan pemerintah Pusat demi mengamankan pengisapan SDA dan OAP nya....??


Menurut saya, para PNS, Pejabat MRP, DPR, GUBERNUR dan lain-lainnya harus segera melepas garuda di dadamu dan bilang bahwa, kami minta Hak Penentuan Nasib Sendiri.


Kita Orang Papua adalah Manusia Merdeka bukan manusia tertindas.

Menciptakan Revolusi Dengan "Baku Kastau"


Foto: Victor F Yeimo (Jubir Internasional KNPB)

Oleh : Victor F Yeimo

Basis kekuatan revolusi adalah rakyat. Tugas paling penting saat ini adalah "baku kastau". Kastau ade, kaka, anak, maitua, paitua, bapa mama, teman, tetangga. Kastau siapapun, kapanpun, dimanapun anda ketemu.

Kastau bahwa kitong akan habis punah kalau masih ada dalam genggaman kolonial Indonesia. Kastau bahwa tanah air beserta isinya sedang dikuasai habis, dan kelak kita menjadi orang asing diatas tanah air kita kalau masih ada dalam genggaman kolonial Indonesia. 

Karenanya, mengejar gelar, jabatan, uang, kehormatan dan kemewahan dalam kolonial dan kapitalis itu semu, sesat, tra berarti, tra menjamin masa depan bangsamu Papua. Kolonial Indonesia juga hanya butuh ketergantungan dan kepatuhan dalam kekuasaannya. Agar kau jinak, tidak memberontak, dan mendukung program kolonialismenya. 

Baku kastau bahwa satu-satunya jaminan masa depan tanah dan manusia Papua adalah kemerdekaan Papua. Kastau kalau jalan menuju kesana adalah perjuangan. Kastau perjuangan yang real dimulai dari kembali kontrol hidup anda. Bagaimana ambil alih kontrol hidup anda?

Ambil kontrol hidup kembali artinya memimpin diri dahulu. Jangan biarkan diri dipimpin oleh nafsu, ambisi, ego, dan emosi sesat dan sesaat. Pimpin diri berarti hindari doktrin kolonialisme yang datang dalam bentuk dan kemasan "baik, benar dan menjanjikan" melalui pendidikan, pemberitaan media, kampanye, seminar, pelatihan, khotbah, dan segala agenda pembangunan dan kesejahteraan milik kolonial Indonesia. 

Kalau sekolah/kampus didik nasionalisme, sejarah dan ideologi NKRI, tugas kita untuk baku kastau sejarah bangsa Papua, nasionalisme dan ideologi bangsa Papua kepada anak, adik, kaka, kawan, dsb. Jangan menonton berita-berita di TV di Papua yang menonjolkan kinerja dan program-program pemerintah lokal dan nasional, karena tujuan pembangunan itu selain media pencitraan tapi juga untuk membuka akses bagi kolonial dan kapitalis kuasai tanah air kita. 

Memimpin diri juga berari memulai mengkonsumsi makanan lokal dari pribadi dan keluarga di rumah. Bikin kebun atau belilah makanan lokal seperti sagu, keladi, pisang, singkong, petatas, dsb. Karena beras dan program raskin (sekarang Rastra) adalah agenda politik kolonial agar rakyat Papua terus tergantung dengan kolonial Indonesia.

Baku kastau adalah baku bantu. Sebelum kastau orang lain kastau diri dahulu. Pimpin diri dahulu. Sadar diri dulu. Sadarkan otak dan hati. Buka mata lihat realitas penindasan yang datang dalam bentuk baik, benar dan menjanjikan itu. Setelah itu sadarkan yang lain. Pimpin dan tuntun yang lain. Bagaimana memimpin?

Memimpin orang lain itu membuat orang lain memimpin dirinya sendiri. Memimpin perjuangan adalah membuat orang lain (rakyat) menjadi pejuang. Membuat rakyat memimpin dirinya sendiri. Artinya rakyat sendiri sadar dan bergerak keluar untuk menentukan nasibnya. Membuat rakyat tidak lagi tunduk terjajah, tetapi bangkit melawan.

Baku kastau itu dimulai dari ruang sel-sel kecil di keluarga dan kerabat kerja. Sel-sel itu saling menyatu dalam kebutuhan yang sama dan menjadi sektor-sektor yang terorganisir, terpimpin dan revolusioner. Disitulah ruang diskusi demokratis dilakukan untuk mengambil keputusan perjuangan yang akan dijalankan bersama. Disitulah kritik dan otokritik dilakukan demi mencari dan menyepakati strategi taktiknya.

Pengorganisiran yang seperti itu adalah agar rakyat yang sadar itu tidak dicuri kembali oleh kolonial. Agar yang sadar itu tidak hanya tunggu mujizat Papua Merdeka datang dari luar negeri atau luar angkasa atau dari satu pemimpin perjuangan. Tetapi tetap solid dan berjuang di sel-sel dan sektor secara nyata setiap hari. Adalah bagian dari memimpin dirinya sendiri. Agar rakyat di basis tidak tidur dan mimpi-mimpi saja sementara realitas hidupnya ada dalam kolonial.

Baku kastau untuk solidkan diri dalam struktur basis dari sel hingga nasional adalah bagian dari membangun struktur perlawanan melawan kolonial dan kapitalis yang terus menguasai kita secara struktural. Organ basis itu tempat kita membangun budaya perlawanan. Kualitasnya diukur bukan karena euforia sesaat tetapi berulang-ulang dalam proses waktu hingga kematangan revolusioner terjadi.

Jumat, 25 Juni 2021

Ada apa dibalik Blok Wabu dan Pemerintah Papua Saat ini


BLOK WABU DAN PEMERINTAH PAPUA SAAT INI

Foto : Blok Wabu Kab. Intan Jaya


Soal difestasi, Provinsi Papua minta agar Blok Wabu bisa dikelolah keseluruhan oleh Pemprov Papua. Jakarta tra mau. Dong bilang tra bisa. Pemprov hanya bisa dapat 4% dari keseluruhan penerimaan 51, sekian %. Untuk itu pemprov harus buat BUMD untuk menampung 4 % itu. Pemprov tra mau dan sampe Lukas sakit belum menyetujui BUMD tersebut. Pertengahan, agar menimbulkan konflik, salah satu orang membocorkan surat rekomendasi dari Lukas Enembe untuk menimbulkan konflik antara Gubernur, masyarakat, dan MIND ID. Hal itu membuat tekanan dari pusat.

Tekanan itu akhirnya menghasilkan DUALISME SEKDA. Sekda menurut Pemprov digagalkan. Tito memilih Flassy untuk jadi Sekda. Kemudian Flassy, membicarakan kemudian bahwa BUMD segara diselesaikan. 

Sakit LE semakin memburuk dan ia harus ke PNG tapi pembongkar surat rekomendasi ke publik itu mengungkap lagi kepergian LE ke PNG. Akhirnya, LE dijinkan untuk keluar negeri untuk berobat. Tepatnya di Singapura. 

Ruang gerak Flassy titipan Tito ternyata terhambat Wakil Gubernur. Beberapa waktu kemudian, Tinal meninggal dunia di Jakarta. Flassy mulai leluasa untuk bergerak. Setelah LE diijinkan berobat, Tito menunjuk Flassy untuk mengerjakan pekerjaan Gubernur secara keseluruhan. Salah satunya, ia mulai membuka wacana untuk Papua selatan yang sebelumnya Gubernur dan Wakil menolak. Tapi, Flassy mulai memainkan perannya untuk meneruakan kebijakan pempus. Selanjutnya, apa yang akan dia lakukan lagi? Mari kita lihat! 

Siapa yg membocorkan surat, perjalanan ke PNG? Siapa yang bisa membuat Tinal meninggal tiba2? Silahkan cari tahu.

Dampak Buruk Penggunaan Media TikTok Ketika Bepatola

 PENGGUNAAN APLIKASI TIKTOK KETIKA BERPATOLA

Ilustrasi : Seseorang Berpatola


Oleh : Rabi G (dalam logat papua)

YANG SUKA MAIN TIKTOK, INI JAWABAN/SARAN SAYA !!

1. Tidak ada pendapatan uang dari TikTok
2. Penukaran point, hanya dapat dilakukan jika banyak menonton, itupun hasilnya kecil sekali.
3. Rekam jejak digital TikTok dapat tersimpan hingga 30 tahun.

Demikian jawaban saya kepada kalian yang sering tanya saya.


SARAN saya:

Anana Perem Papua yang suka main TikTok dalam kamar ?.....

Coba kam main TikTok di pante ka, di tempat wisata ka, di caffe ka, toko ka, swalayan ka, mall ka !!! Biar orang-orang tau tentang Papua lebih luas dgn Baik.

Bila perlu kalian endorse merek baju ka, topi ka, caffe ka, atau produk apa ka...biar ada penghasilan untuk kam.

Kam main TikTok di kamar dgn baju sexi, celana 'gertak lolo'...trus kam goyang panta kiri kanan, pake sound yg mengarah ke pornografi

Itu kam kenapa eeee ?.....
Nanti Laki2 ganggu kam, ambil kam punya video dan edit kiri kanan, sebar kiri kanan di twitter dgn pornografi...baru kam bingung lagi.

INGAT :
Ancaman twitter lebih kejam, banyak perempuan yg di ancam kiri kanan, diminta uang/pulsa, video call sex, Foto Sex dll

Ancamannya adalah : ko tra mw turuti dong py mau, dong akan sebar dan bikin malu ko.

TRUSS.... KAM INGAT BAIK BAIK :

Kam koyang panta, kasih keluar lidah dll... TikTok akan simpan sampai 30 Tahun Lebih.... Jadi ingat Username dan Password baik2 ee...jang sampe lupa dan anak cucu kalian nonton kalian di kemudian hari.


Selasa, 22 Juni 2021

Perjuangan Mouna Rudao Mengingatkan Saya Akan Perjuangan TPNPB


Foto: Mouna Rudao dan TPN-PB

Oleh : May Yatipai

Mouna Rudao adalah pahlawan yang berasal dari Suku Seediq, salah satu suku asli yang mendiami Taiwan jauh lebih dulu sebelum pendatang dari China. Mona Rudao berjasa besar karena berjuang melalui Pemberontakan Wushe melawan Kolonial Jepang yang saat itu mengokupansi Taiwan.

Mouna Rudao dikenal sebagai Pemberontakan Wushe dan beberapa nama serupa lainnya, dimulai pada bulan Oktober 1930 dan merupakan pemberontakan besar terakhir melawan pasukan kolonial Jepang di Taiwan Jepang. Menanggapi penindasan jangka panjang oleh otoritas Jepang, kelompok Adat Seediq di Mushala (Wushe) menyerang desa, menewaskan lebih dari 130 orang Jepang. Sebagai tanggapan, Jepang memimpin serangan balik tanpa henti, menewaskan lebih dari 600 Seediq sebagai pembalasan. Penanganan insiden oleh pihak berwenang Jepang mendapat kecaman keras, yang menyebabkan banyak perubahan dalam kebijakan Aborigin.

Puncaknya pada tahun 1930, ketika Mona Rudao memimpin Suku Seediq untuk melakukan pemberontakan Wushe melawan penjajah Jepang. Mouna memimpin pasukan dan berhasil melancarkan serangan sehingga menewaskan kurang lebih 136 orang Jepang di Kota Wushe.

Mouna Rodao dan para pasukan mempunyai Kidung Suku Seediq, kidung perjuangan. Biasa dinyanyikan saat berjuang dan saat melihat pelangi.

Lirik Kidung Sediq Bale

"Inilah aku, Aku biasanya menjaga gunung dan hutan ini dengan gagah berani. Oh ya, itu benar. Kenangan akan orang-orang di masa lalu. Inilah aku, Aku biasanya menjaga gunung dan hutan ini dengan gagah berani. Ini adalah gunung kami, ini adalah sungai kami, Kami adalah seediq bale yang sejati.

Kami berburu di gunung, Kami saling berbagi makanan dalam suku kami, Kami mengambil air dari sungai, dan Aku bertekad mengabdikan hidupku untuk hal ini. Wahai sungai, tenanglah sejenak, Burung sisin akan bernyanyi dan Tolong nyanyikan untuk kami lagu yang merdu, Nyanyian untuk orang-orang kami yaitu Sebuah lagu tentang roh leluhur kami.

Aku bertekad mengorbankan nyawaku. Tatkala petir menyambar bebatuan, pelangi kan datang."


Mauna Rudo dan TPNPB

ilustrasi : sumber daya alam di makan kaum kapitalis

Mouna Rudao Gigi dalam berperan yang mempunyai pengertian bahwa mereka sedang di jajah oleh negara asing (Jepang).

Perjuangan Mouna Rudao ini mengingatkan saya akan perjuangan TPNPB di hutan belantara yang berusaha melawan para kolonialisme, kapitalisme dan imprelialisme yang berusaha mencuri kita (OAP) punya isi bumi di sana. Karena adanya TPNPB-OPM sebagai pertahanan kedaulatan bangsa west Papua juga pagar manusia Papua dan isi harta kekayaan alam Papua dari tangan rakus nafsu perampok/perampas kolonial Indonesia. Dengan perlawanan TPNPB-OPM yang mengakibatkan kolonial Indonesia gagal akan memusnahkan manusia Papua dari negerinya sendiri dan merampas eksploitasi ilegal secara  masif sehingga otoritas negara mengstigmakan TPNPB-OPM sebagai kelompok KKB, KKSB Teroris separatis dll.Hampir sama juga dengan Sadam Husein di Irak yang Amerika bilang teroris, padahal dilain pihak ada kepentingan terselubung, yaitu menguras mereka punya minyak.

Sejarah Pemberontak heroik melawan penjajah ini mengingatkan saya akan kekayaan alam papua yang melimpah. Saya ingat kita punya emas yang menarik perhatian bangsa-bangsa, saya juga ingat kita punya minyak yang menarik nafsu para kapitalis. kita punya kekayaan alam akan mejadi perburuan para kapitalis, sehingga berbagai cara akan mereka tempuh.

Seperti di Taiwan, Papua juga mempunyai banyak suku, banyak gereja dan juga banyak kabupaten. Bertambah lagi Papua tengah berarti akan menjadi tiga provinsi di Papua. Sementara itu politik adudomba yang sedang terjadi saat-saat pilkada. (adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});

 Bukankah Itu semua perpecahan yang dibuat-dibuat? Sementara rakyat Papua dibutahkan oleh otsus dan berkelahi gara-gara ego kultur, berbedah  mereka inginkan, yaitu keuntungan diri sendiri, kekayaan alam Papua adalah tujuan mereka, itu sebabnya saatnya rakyat sadar untuk bersatu dan lawan ketidakadilan. Lawan nafsu segelintir orang.

 

Senin, 14 Juni 2021

20 TAHUN KORBAN PELANGGARAN HAM BERAT WASIOR BERDARAH BELUM MENDAPATKAN HAK ATAS KEADILAN

Ilustrasi : Wasior Berdarah 2001 


Siaran Pers 

Solidaritas Organisasi Sipil (SOS) Untuk Papua


“Presiden Republik Indonesia segera Bentuk Pengadilan HAM untuk Kasus Pelanggaran HAM Berat Wasior Berdarah Sesuai UU No 26 Tahun 2000”

Pada prinsipnya Perlindungan, pemajuan, penegakan, dan pemenuhan hak asasi manusia terutama menjadi tanggung jawab Pemerintah sebagaimana diatur pada pasal 28i ayat (4) UUD 1945 junto Pasal 8 UU Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia. Secara khusus dalam rangka penegakan hukum bagi Kasus Pelanggaran HAM telah diberlakukan UU Nomor 26 Tahun 2000 tentang Pengadilan Hak Asasi Manusia. Dengan demikian secara hukum sudah tidak ada lagi dalil yang dapat digunakan bagi Negara melalui pemerintah untuk mengabaikan pemenuhan hak atas keadilan bagi warga Negara yang menjadi korban pelanggaran HAM Berat.  


Dalam rangka menjalankan komitmen diatas, secara khusus telah diatur dalam ketentuan Pemerintah, Pemerintah Provinsi, dan penduduk Provinsi Papua wajib menegakkan, memajukan, melindungi, dan menghormati Hak Asasi Manusia di Provinsi Papua. Untuk melaksanakannya, Pemerintah membentuk perwakilan Komisi Nasional Hak Asasi Manusia, Pengadilan Hak Asasi Manusia, dan Komisi Kebenaran dan Rekonsiliasi di Provinsi Papua sesuai dengan peraturan perundang-undangan sebagaimana diatur pada BAB XII, Pasal 45 ayat (1) dan ayat (2), UU Nomor 21 Tahun 2001 tentang Otonomi Khusus Bagi Propisni Papua. Berkaitan dengan Pengadilan Hak Asasi Manusia telah ada UU Nomor 26 Tahun 2000 tentang Pengadilan Hak Asasi Manusia yang dapat dijadikan rujukan untuk pembentukan pengadilan HAM di Papua namun sampai dengan UU Nomor 21 Tahun 2001 tentang Otonomi Khusus Bagi Propisni Papua akan berakhir ini Negara melalui pemerintah belum mampu membentuk pengadilan HAM di Papua. 


Diatas ketidakmampuan Negara melalui pemerintah membentuk pengadilan HAM di Papua kasus wasior berdarah yang terjadi pada tanggal 13 Juni 2001 menjadi salah satu kasus pelanggaran HAM Berat yang menjadi korban terabaikannya pemenuhan hak atas keadilan oleh Negara melalui pemerintah mengunakan mekanisme pengadilan ham sebagaimana diatur UU Nomor 26 Tahun 2000 tentang Pengadilan Hak Asasi Manusia akibat Negara melalui pemerintah tidak mampu mengimplementasikan pada pasal Pasal 45 ayat (2), UU Nomor 21 Tahun 2001 tentang Otonomi Khusus Bagi Propisni Papua.  


Melalui kondisi korban pelanggaran HAM Berat Wasior Berdarah yang telah menunggu pemenuhan hak atas keadilan dari Negara melalui pemerintah mengunakan mekanisme UU Nomor 26 Tahun 2000 tentang Pengadilan Hak Asasi Manusia selama 20 tahun tanpa kejelasan apapun secara langsung menunjukan bahwa Negara melalui pemerintah tidak memiliki komitmen untuk menjadikan UU Nomor 21 Tahun 2001 tentang Otonomi Khusus Bagi Propisni Papua dan UU Nomor 26 Tahun 2000 tentang Pengadilan Hak Asasi Manusia sebagai alat legal untuk memberikan hak atas keadilan bagi korban pelanggaran HAM Berat Wasior Berdarah. 


Pada prinsipnya sikap Negara melalui pemerintah yang tidak memiliki komitmen untuk menjadikan UU Nomor 21 Tahun 2001 tentang Otonomi Khusus Bagi Propisni Papua dan UU Nomor 26 Tahun 2000 tentang Pengadilan Hak Asasi Manusia sebagai alat legal untuk memberikan hak atas keadilan bagi korban pelanggaran HAM Berat Wasior Berdarah diatas secara hukum telah melahirkan fakta hukum pelanggaran HAM baru sebab fakta “tidak mendapatkan, atau dikhawatirkan tidak akan memperoleh penyelesaian hukum yang adil dan benar, berdasarkan mekanisme hukum yang berlaku” merupakan bagian dari Pelanggaran HAM sebagaimana ditegaskan dalam pengertian Pelanggaran HAM yaitu “setiap perbuatan seseorang atau kelompok orang termasuk aparat negara baik disengaja maupun tidak disengaja atau kelalaian, membatasi, dan atau mencabut hak asasi manusia seseorang atau kelompok orang yang dijamin oleh Undang-undang ini, dan tidak mendapatkan, atau dikhawatirkan tidak akan memperoleh penyelesaian hukum yang adil dan benar, berdasarkan mekanisme hukum yang berlaku” sebagaimana diatur pada pasal 1 anggka 6, UU Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia. 

 

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa dalam kasus Wasior Berdarah terdapat 2 (dua) kasus pelanggaran HAM yaitu : 


1. Kasus Pelanggaran HAM Berat Wasior Berdarah yang terjadi pada tanggal 13 Juni 2001 dan 


2. Kasus Pelanggaran HAM selama 20 Tahun Negara melalui Pemerintah tidak mempu memberikan hak atas keadilan kepada korban pelanggaran HAM Berat Wasior berdarah mengunakan mekanisme UU Nomor 26 Tahun 2000.

 

Berdasarkan kesimpulan adanya 2 (dua) kasus pelanggaran HAM diatas pertanyaannya adalah ditengah tarik ulur pembahasan UU Nomor 21 Tahun 2001 tentang Otonomi Khusus Bagi Propisni Papua yang selama 20 tahun tidak mempu memberikan pemenuhan hak atas keadilan bagi korban pelanggaran HAM Berat Wasior Berdarah itu, apakah Negara melalui pemerintah dapat memberikan jaminan akan dipenuhinya hak atas keadilan bagi pelanggaran HAM Berat Wasior Berdarah ?. 


Diatas ketidakpastian dan kekosongan jaminan Negara melalui pemerintah dalam memberikan hak atas keadilan bagi korban pelanggaran HAM Berat Wasior Berdarah kami Solidaritas Organisasi Sipil Untuk Tanah Papua menegaskan kepada :


1. Presiden Republik Indonesia segera membentuk Pengadilan HAM untuk Kasus pelanggaran HAM Berat Wasior Berdarah sesuai dengan ketentuan UU Nomor 26 Tahun 2000 tentang Pengadilan HAM;


2. Mahkama Agung Republik Indonesia segera membentuk Pengadilan HAM untuk Kasus pelanggaran HAM Berat Wasior Berdarah sesuai dengan ketentuan UU Nomor 26 Tahun 2000 tentang Pengadilan HAM;


3. Jaksa Agung Republik Indonesia segara mengambil berkas Kasus pelanggaran HAM Berat Wasior Berdarah dari Komnas HAM RI dan menindaklanjutinya sesuai dengan ketentuan UU Nomor 26 Tahun 2000 tentang Pengadilan HAM;


4. Ketua DPR Papua dan Ketua DPR Papua Barat serta DPR RI Darah Pilihan Papua segera mendesak Presiden Republik Inonesia, Mahkama Agung Republik Indonesia, Jaksa Agung Republik Indonesia bentuk Pengadilan HAM untuk Kasus pelanggaran HAM Berat Wasior Berdarah sesuai dengan ketentuan UU Nomor 26 Tahun 2000 tentang Pengadilan HAM.


Demikian siaran pers ini dibuat, semoga dapat dipergunakan sebagaimana mestinya. Atas perhatiannya disampaikan terima kasih.


Jayapura, 13 Juni 2021


Hormat Kami

Solidaritas Organisasi Sipil (SOS) Untuk Papua


Berikut nama-nama organisasi masyarakat sipil yang tergabung dalam Solidaritas Organisasi Sipil (SOS) Untuk Papua yang menyatakan sikap dalam Siaran Pers :


1. Lembaga Bantuan Hukum Papua (LBH Papua)

2. Perkumpulan Advokat HAM Untuk Papua (PAHAM Papua)

3. LP3BH Manokwari 

4. Yayasan Pusaka Bentala Rakyat

5. KPKC Sinode GKI di Tanah Papua

6. Perkumpulan Belantara Papua

7. Papuan Voices

8. ELSHAM Papua

9. JERAT Papua

10. AMAN Sorong Raya

11. Perkumpulan Panah Papua

12. KIPRa Papua

13. AMAN Malamoi

14. Teraju Indonesia 

15. AlDP 

16. WALHI Papua

17. Kontras Papua

18. Solidarity For Indigenous  Papuans (SIP)


Narahubung :

082199507613 (Kordinator SOS Untuk Papua)