BLOK WABU DAN PEMERINTAH PAPUA SAAT INI
Soal difestasi, Provinsi Papua minta agar Blok Wabu bisa dikelolah keseluruhan oleh Pemprov Papua. Jakarta tra mau. Dong bilang tra bisa. Pemprov hanya bisa dapat 4% dari keseluruhan penerimaan 51, sekian %. Untuk itu pemprov harus buat BUMD untuk menampung 4 % itu. Pemprov tra mau dan sampe Lukas sakit belum menyetujui BUMD tersebut. Pertengahan, agar menimbulkan konflik, salah satu orang membocorkan surat rekomendasi dari Lukas Enembe untuk menimbulkan konflik antara Gubernur, masyarakat, dan MIND ID. Hal itu membuat tekanan dari pusat.
Tekanan itu akhirnya menghasilkan DUALISME SEKDA. Sekda menurut Pemprov digagalkan. Tito memilih Flassy untuk jadi Sekda. Kemudian Flassy, membicarakan kemudian bahwa BUMD segara diselesaikan.
Sakit LE semakin memburuk dan ia harus ke PNG tapi pembongkar surat rekomendasi ke publik itu mengungkap lagi kepergian LE ke PNG. Akhirnya, LE dijinkan untuk keluar negeri untuk berobat. Tepatnya di Singapura.
Ruang gerak Flassy titipan Tito ternyata terhambat Wakil Gubernur. Beberapa waktu kemudian, Tinal meninggal dunia di Jakarta. Flassy mulai leluasa untuk bergerak. Setelah LE diijinkan berobat, Tito menunjuk Flassy untuk mengerjakan pekerjaan Gubernur secara keseluruhan. Salah satunya, ia mulai membuka wacana untuk Papua selatan yang sebelumnya Gubernur dan Wakil menolak. Tapi, Flassy mulai memainkan perannya untuk meneruakan kebijakan pempus. Selanjutnya, apa yang akan dia lakukan lagi? Mari kita lihat!
Siapa yg membocorkan surat, perjalanan ke PNG? Siapa yang bisa membuat Tinal meninggal tiba2? Silahkan cari tahu.
0 Post a Comment:
Posting Komentar