Translate

Kamis, 14 April 2022

Masalah Pendidikan dan Punahnya Orang Asli Papua

Foto : Anak Papua Di ajarkan Oleh TNI bukan Guru



Oleh = Nuelft 24

Pengetahuan, keterampilan, serta kebiasaan yang dilakukan suatu individu dari suatu generasi ke generasi lainnya. Dan proses pembelajaran ini melalui pengajaran, pelatihan dan penelitian. Pendidikan adalah alat pembebas bagi setiap manusia, wajib untuk menerima pendidikan yang layak untuk di terima. 


Saat ini, pendidikan di papua secara umum masih minim, mulai dari pendidikan dasar hingga perguruan tinggi. Setiap metode yang di ajarkan tidak sesuai kurikulum yang sedang berjalan, bukan hanya itu saja tetapi juga kekurang tenaga guru atau dosen di papua, bahkan guru atau dosen yang adapun jarang aktif di sekolah atau kampus itu yang mengakibatkan para siswa / mahasiswa tidak lagi mau belajar mandiri hingga budaya kemalasan itu terlahir. 


Pelosok pegunungan hingga pulau pulau di pesisir papua sampai saat ini belum menerima pendidikan yang layak bangunan sekoalah yang ada pun, masih pakai papan dan belum ada guru yang mau mengajar disetiap pelosok pelosok papua.


Dalam menangani masalah pendidikan di tanah papua, pemerintah daerah selalu saja tidak fokus atau tidak melihat dengan baik, banyak guru guru honorer namun tunggakan gaji mereka saja, kadang di bayar kadang tidak dibayar, karena hal itu yang mengakibatkan tenaga kerja guru honorer harus berhenti bekerja, dan juga pemerintah daerah belum ada ketegasan terhadap dinas terkait yang bersangkutan, atau mungkin kepala daerah saja yang tidak fokus terhadap pendidikan di tanah papua.

Kurangnya prihatin dari orang tua pun, salah satu faktor kegagalan dalam mendidik anak. mengakibatkan anak anak tersebut merasa bebas, lalu berpergian kemana saja karena tanpa pengawas yang begitu keras. dalam mendidik anak anaknya, seharusnya sebagai orang tua harus mendampingi/merawat anaknya, setiap tidur dan bangun mereka bahkan harus pastikan setiap kali berpergian ke sekolah.


Bahkan di kota, sekolah yang bagus bagus masih saja diskriminasi pendidikan terhadap orang asli papua, bagaimana anak papua mau belajar. Contoh kecil saja saat penerimaan siswa itu saja masih pilih pilih sebenarnya adanya sekolah di tanah papua itu untuk siapa? pendatang atau orang asli papua. Kalau seperti begini terus tanpa sadar orang papua dibodohi.


Otonomi khusus tidak menjamain pendidikan di tanah papua, di sekolah sekolah bahakan perguruan tinggi pun orang asli papua masih bayar uang SPP per semester atau perbulan, padahal papua punya PT. Freeport dan otsus namun semua itu tidak terasa pada masyarakat dan seluruh pendidikan di tanah papua.


Berdasarkan data Badan Pusat Statistik 2019, jumlah partisipasi pendidikan SMP 57,19%, SMA 44,32% padahal untuk rata-rata nasional adalah 93.75%. hal ini membuktikan bahwa provinsi Papua berada pada posisi terendah yaitu posisi 33 dari 33 provinsi di Indonesia.


Dilain sisi, menurut UNICEF Jakarta tahun 2019, angka kematian ibu tertinggi di Indonesia adalah Papua yakni mencapi 305 per 1000 kelahiran. Yang berarti hampir 30% dari 1000 ibu Papua meninggal dunia. 


Begitu pun juga dengan data dari Badan pusat statistik Indonesia 2018, jumlah penduduk migran dari tahun 1980 meningkat hingga tahun 2015 yaitu dengan jumlah 542.267 jiwa orang luar. 

Jumlah keseluruhan masyarakat di Papua (OAP dan NON OAP) adalah sebanyak 4,1 juta penduduk. Maka untuk orang asli Papua bisa dilihat dengan Jumlah migran sebanyak 542.267 jiwa dikurangi 4,1 juta jiwa keseluruhan (OAP dan NON OAP) sehingga total OAP saat ini adalah sebanyak 3.557.733 juta orang Papua saja. 


Jika angka Natalitas (lahir) rendah, angka mortalitas (kematian) tinggi maka akan terjadi minimizing zero growth atau orang asli Papua akan segera Punah.


Kesimpulan : otonomi khusus hanyalah nasionalis politik Jakarta terhadap papua / sebagai gula gula manis untuk pejabat pejabat papua. 70 tahun papua bersama indonesia, hanya kepentingan Jakarta demi exploitasi sumber daya alam, tanpa memikirkan pendidikan ditanah papua. 

Berikan hak menentukan nasib sendiri bagi bangsa papua dengan ideologi Masyarakat tanpa kelas (sosialisme) sebagai solusi yang demokratis.

0 Post a Comment: