Translate

Minggu, 12 Juli 2020

Otsus Jilid II Hanya Akan Membawa OAP Pada Kepunahan

Foto : Orang Papua 



Oleh : Nuelft24

Thanks bro ko su baca tulisan ini….

West papua sejak itu telah pendeklarasian kemerdekaan sejak 1 desember 1961, namun kemerdekaan itu hanya bertahan 19 hari. Namun dengan sikap yang sangat tegas presiden pertama Indonesia yaitu soekarno membuat trikora atau dikenal dengan tiga komando rakyat di alun-alun kota Yogyakarta, soekarno juga membentuk operasi mandala yang dipimpin oleh jendral soeharto pada saat itu.

Berbagai propaganda dan operasi militer yang sangat brutal  dilakukan pemerintah Indonesia untuk menganeksasikan wilayah west papua ke dalam NKRI, berbagai pejanjian juga dilakukan juga pada saat itu yaitu antara Negara Indonesia, belanda dan amerika yang dimana dilakukan tanpa melibatkan orang papua tujuannya untuk menegosiasikan 3 G yaitu Gold, Glory and Gospel  yang terdapat di alam papua. Salah satu negosiasi terbesar adalah Freeport di tembagapura.

Disaat yang sama Indonesia berjuang untuk menciptakan pepera  (act of free choice), namun hal tersebut di lakukan dengan cara licik yaitu dengan membunuh orang asli papua yang pro kemerdekaan secara brutal dan juga indonesia tidak lakukan dengan cara One People One Vote yang telah di putuskan di perjanjian new york agreement,  melainkan indonesia melakukan pepera dengan cara musyawarah yaitu dengan 1.025 orang  dari 800.000 orang. dari 1.025 orang itu pun juga di lakukan dengan cara paksa.

Bebagai penolakan di lakukan oleh rakyat papua karena hasil PEPERA yang tidak di lakukan dengan cara yang sah tersebut. Pembunuhan terhadap para penolak PEPERA di lakukan oleh militer Indonesia dengan membabi buta yang dimana pada saat  di pimpin oleh jendral “soeharto” hingga berkhirnya masa jabatan soeharto yang di tumbangkan atau di jatuhkan oleh mahasisa pro demokrasi di Indonesia.

Pada saat  B.J Habibie memimpin sebagai president Indonesia berbagai aksi pun di lakukan oleh rakyat papua atas ketidakdomokratisan Indonesia terhadap papua. Pada akhirnya pada tanggal 26 februari tim 100 untusan rakyat papua bertemu dengan  President B.J habibie guna untuk menyampaikan akar masalah yaitu kesalahan sejarah terkait persoalan status politik dan keinginan rakyat yang sebenarnya yaitu kemerdekan sehingga setara juga dengan bangsa bangsa lainnya di seluruh dunia. Tetapi keinginan tekad untuk menetukan nasib sendiri itu di hianati oleh cara bermain Indonesia dan beberapa elit politik papua yang lagi menghamba ke Jakarta kemudian di keluarkan UU Nomor 21 tahun 2001 tentang otonomi khusus (OTSUS) Papua.

 Otonomi khusus berjalan 19 tahun yang mana di sahkan tahun 2001 tetapi tidak menciptakan hasil untuk masyarakat papua tetapi justru pelanggaran HAM Berat  banyak terjadi di papua contohnya seperti Wamena berdarah, wasior berdarah , biak berdarah, paniai berdarah, dan sampai saat ini nduga berdarah bahkan masih mengungsi di hutan-hutan  ( mengungsi di tanahnya sendiri). Kondisi sumber daya manusia juga sangat jauh, pemerintah hanya focus ke pembangunan saja yang dimana berujung ke timbulnya banyak kapitalisme dan juga kondisi kesehatan yang sangat amat tertingal jauh.

Dari kondisi di atas maka mari kita sebagai mahasiswa papua mulai membuka mata dan mulai berekspresi untuk membelah surga kecil kami yang sampai saat ini masih ditindas.

Salam Sadar !!

 


 

 


 


0 Post a Comment: