Translate

Senin, 12 Juli 2021

TOPENG-TOPENG RASISME, KOLONIALISME, MILITERISME, KAPITALISME PENGUASA KOLONIAL MODERN INDONESIA DI PAPUA BARAT

ilustrasi: Orang Papua di anggap separatis

Dikutip dari artikel Dr. Socratez Yoman,MA
Bangsa Melayu, Indonesia, lebih khusus orang Jawa mempunyai 7 topeng yang menggambarkan atau mencerminkan watak, perilaku dan kepribadian setiap orang. Ketujuh topeng yang dimaksud sebagai beikut:
1. Topeng Panji
Topeng Panji menggambarkan bayi yang baru lahir di bumi dari kalangan elit bangsawan dan mencerminkan kewibawaan dan ketenangan. Panji ini berhubungan dengan penyerahan diri kepada Tuhan, dan kehidupan yang berbudi luhur. Dan juga berkedudukan terhormat dan watak yang kokoh dalam keyakinannya karena Tuhan menjadi pijakan atau pedoman dalam hidup dan karyanya.
2. Topeng Runawa
Topeng Runawa menggambarkan jati diri manusia yang bejat moral yang dikuasai keinginan daging, serakah dan ada kemurkaan, selalu salah arah, tersesat dan tidak pernah berhasil dalam setiap usaha atau gagal.
3. Topeng Kelana
Topeng Kelana mencerminkan seseorang yang suka menggembara dan berkelana untuk mencari jati dirinya dan berwatak angkuh dan kejam.
4. Topeng Rumyang
Topeng Rumyang menggambarkan orang yang selalu mengutamakan Tuhan dalam kehidupan sehari-hari, melakukan perintah Tuhan dan menjauhi dari perbuatan yang jahat. Ia selalu hidup benar, sabar, lemah lembut dan ia percaya ada surga dan neraka.
5. Topeng Samba
Topeng Samba menggambarkan seseorang yang menjaga diri dengan menjauhkan diri dari berbagai godaan dan tawaran yang jahat.
6. Topeng Tumenggung
Topeng Tumenggung mencerminkan pemimpin yang mengayomi, menjaga, membimbing dan melindugi rakyat dengan adil, jujur, penuh dengan kasih sayang dan tegas. Orang-orang dan rakyat yang didekatnya merasa nyaman, sejahtera, aman, damai dan tentram serta merasa terlindung.
7. Topeng Pamindo.
Topeng Pamindo memperlihatkan seseorang yang tidak percaya diri, setia kawan, memproses menuju kedewasaan dan mengenal dunia, sifatnya terburu-buru, dan ragu-ragu dalam mengambil keputusan.
Penguasa kolonial modern Indonesia memproduksi mitos, stigma, label terhadap Orang Asli Papua (OAP)
Topeng Panji, Topeng Kelana, Topeng Runawa, Topeng Rumyang, Topeng Samba, Topeng Tumenggung, Topeng Pamindo, juga disetarakan dengan Wayang Jawa. Tokoh utama atau Pelakon Wayang yang menggerakkan Wayang itu tidak pernah tampil. Tokoh utama itu selalu berlindung dibalik layar Wayang.
Penguasa kolonial modern Indonesia yang menduduki, menjajah dan menindas rakyat dan bangsa Papua Barat sejak 1 Mei 1963 dengan cerdik dan licik menyembunyikan Rasisme, Kapitalisme, Militerisme, Kolonialisme dengan memproduksi mitos, stigma, dan label: separatis, anggota OPM, makar, KKB (Kaka Besar), dan teroris.
Jadi, di Jawa ada Topeng Panji, Topeng Kelana, Topeng Runawa, Topeng Rumyang, Topeng Samba, Topeng Tumenggung, Topeng Pamindo, dan Wayang Jawa yang selalu menyembunyikan Tokoh utama atau Pelakonnya.
Sementara di Papua Barat, penguasa kolonial modern Indonesia memproduksi Topeng Separatis, Topeng OPM, Topeng Makar, Topeng KKB (Kaka Besar), Topeng Teroris.
Penguasa kolonial modern Indonesia sejak 1 Mei 1963 membohongi seluruh rakyat dan bangsa Indonesia dengan menyembunyikan tentang akar konflik Papua sesungguhnya. Opini publik Indonesia dari tahun ke tahun diarahkan ke Topeng Separatis, Topeng Makar, Topeng OPM, Topeng KKB (Kaka Besar), Topeng Teroris untuk mengalihkan atau menyembunyikan akar konflik tragedi kemanusiaan atau pokok persoalan Papua yang sebenarnya, yaitu: RASISME, KAPITALISME, MILITERISME, KOLONIALISME.
Penguasa kolonial modern Indonesia memelihara, merawat dan menyuburkan Topeng Separatis, Topeng Makar, Topeng OPM, Topeng KKB (Kaka Besar), Topeng Teroris dengan kekuatan moncong senjata atau Militerisme untuk memagari, mengawasi, menyembunyikan RASISME, KAPITALISME Dan KOLONIALISME sebagai akar konflik kekerasan Negara yang melahirkan pelanggaran berat HAM sejak 1 Mei 1963 sampai sekarang ini.
Mayoritas rakyat dan bangsa Indonesia sudah terjebak dan terbiasa serta ikut-ikutan penguasa kolonial Indonesia menghakimi dan mempersalahkan Orang Asli Papua (OAP) dengan menggunakan kaca mata penguasa, yaitu, Topeng Separatis, Topeng Makar, Topeng OPM, Topeng KKB (Kaka Besar), Topeng Teroris.
Para penguasa kolonial modern Indonesia diharapkan tidak selamanya bersembunyi dibalik wayang atau topeng separatisme, topeng makar, topeng OPM, topeng KKB (Kaka Besar), topeng teroris. Topeng-topeng atau tameng seperti ini harus dibuang karena sudah usang dan primitif serta sudah tidak relevan lagi sesuai dengan era globalisasi dan teknologi dewasa ini.
Rakyat dan bangsa Papua harus sadar, bangkit, bersatu dan melawan Topeng-Topeng Separatis, Makar, OPM, KKB (Kaka Besar) dan Teroris. Kita harus mengkampanyekan bahwa RASISME, MILITERISME, KAPITALISME, DAN KOLONIALISME sebagai akar konflik Papua yang menyebabkan kekerasan Negara yang melahirkan pelanggaran berat HAM.
Jadi, solusi relevan dan realistis untuk menyelesaikan akar konflik Papua, yaitu Rasisme, Militerisme, Kapitalisme dan Kolonialisme ialah Pemerintah RI- ULMWP duduk setara di meja perundingan yang dimediasi pihak ketiga yang netral.
Perundingan damai dan setara ini untuk penyelesaian akar konflik Papua, seperti luka membusuk dan bernanah di tubuh bangsa Indonesia adalah 4 pokok akar konflik yang dirumuskan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) yang tertuang dalam buku Papua Road Map: Negociating the Past, Improving the Present and Securing the Future (2008). Empat akar konflik Papua, yaitu:
1) Sejarah dan status politik pengintegrasian Papua ke dalam wilayah Indonesia;
(2) Kekerasan Negara dan pelanggaran berat HAM sejak 1963 yang belum ada penyelesaian;
(3) Diskriminasi dan marjinalisasi orang asli Papua di Tanah sendiri;
(4) Kegagalan pembangunan meliputi pendidikan, kesehatan, dan ekonomi rakyat Papua.
Doa dan harapan penulis, para pembaca mendapat pencerahan. Waa...Waa....

0 Post a Comment: