Oleh : MM (Mirip Mare)
Dikutip dari bukunya Bapak Filep Karma tahun 2014 dengan judul, "Seakan Kitorang Setengah Binatang."
Buku tersebut Menjelaskan Bahwa, salah satu hambatan yang Bapak Filep lihat selama ini pada orang Papua adalah orang Papua selalu mau tepuk dada sambil mengatakan, “Saya boleh, Saya boleh" (Seakan orang tersebut paling inti).
Maksudnya, ada satu sifat atau karakter yang masih kental dengan kepahlawanan primordialis atau kepahlawanan suku. Setiap orang ingin dibanggakan, dipuji, disanjung, atau dihormati di kalangan sukunya atau kelompok primordialnya.
Kepahlawanan, kesatriaan dan ketokohan, dari orang lain yang tidak sesuku atau sekelompok perjuangan masih terjadi dimana masing-masing pribadi tepuk dada sendiri bahkan membanggakan apa yang diperjuangkan. Mungkin saya juga sadar atau tidak sadar bahwa, proses pembentukan nation belum selesai. Berproses bersamaan dengan perjuangan kemerdekaan yang sedang berjalan ini yang menyulitkan dicapainya konsensus dalam menyatukan organ perjuangan.
Lalu di kalangan Papua sendiri terjadi banyak persaingan dan semua berkeinginan menjadi pemimpin bahkan ada juga yang tidak mau mengalah, semua mau memaksakan kehendak, keinginan. Hal Ini yang membuat persaingan di dalam faksi atau organisasi perjuangan. Karena masing-masing mempertahankan pendapat dan ego organisasinya maka, lahan empuk Indonesia atau pihak lawan untuk mengadu domba antara faksi perjuangan. Antar pemimpin satu dengan yang lain, antar gunung dengan pantai, pulau tanah besar, kepala burung dengan daerah Utara, Selatan, Timur lawan Barat. Ini yang selalu dimainkan pihak lawan.
Salam Sadar
0 Post a Comment:
Posting Komentar