Translate

Kamis, 25 Maret 2021

BUAH MERAH DAN SAGU/PAPEDA

BUAH MERAH DAN SAGU/PAPEDA


Makanan rakyat adalah makanan yang diperoleh dari tanaman, hewan, binatang, maupun dari produk olahan yang macam makanan maupun cara mengolahnya maupun resepnya berasal dari kebiasan dan tradisi masyarakat, diturunkan dan ditularkan secara lisan berturun-temurun. Diantara banyaknya makanan local dari daerah Papua, disini saya ingin membahas dua makanan pokok local yang masih di produksi oleh masyarakat adat wilayah papua dan papua barat yaitu Buah Merah dan Sagu.

1.Buah Merah



Cara Masak : Pemanfaatan buah merah yang dikonsumsi oleh masyarakat lokal adalah dengan cara infusa ( menguras biji merah yang sudah dimasak dengan air panas), kemudian sari buah merah yang telah terbentuk dapat langsung dikonsumsi ataupun diolah lagi. Sari buah merah yang terbentuk juga dapat diminum langsung dan dapat di campur dengan nasi, ubi, sayur dan bahan makanan lainnya.



Buah merah memiliki berbagai kandungan senyawa aktif yang penting bagi kesehatan di antaranya antikanker, penambah energi, kalsium, serat, protein, vitamin B1, vitamin C, asam miristat, asam linoleat, asam dekonoat, omega 3, omega 6, dan omega 9. Sampai saat ini, pemanfaatan buah merah hanya difokuskan pada daging buah tersebut. Selain daging buah merah, bagian lain dari buah merah adalah biji buahnya. Jumlah biji buah merah cukup banyak, karena buah merah tersusun atas ribuan biji yang membentuk kulit buah tersebut. Selain itu, biji buah merah juga mengandung bahan makanan utama seperti karbohidrat, protein, lipid, dan beberapa senyawa metabolit sekunder. Komponen senyawa buah merah meliputi karotenoid, betakaroten, tokoferol, alfa tokoferol, dan asam lemak yang berperan sebagai senyawa anti radikal bebas pengendali beragam penyakit seperti kanker, hipertensi, paru–paru dan infeksi. Kandungan antioksidan terutama β karoten dan α tokoferol dalam buah merah lebih tinggi dibandingkan buah dan sayuran lainnya, seperti tomat, wortel, papaya, maupun taoge.

2. Sagu  / papeda

Produk-produk makanan sagu tradisional dikenal dengan nama papeda, sagu lempeng, buburnee, sagu tutupala, sagu uha, sinoli, bagea, dan sebagainya. Sagu juga digunakan untuk bahan pangan yang lebih komersial seperti roti, biskuit, mie, sohun, kerupuk, hunkue, bihun, dan sebagainya. Di papua sagu di buat dan di jadikan papeda seperti gambar kedua dibaha ini.




Cara masak papeda :  Pembuatan papeda melalui proses gelatinisasi pati dengan cara memasukkan air mendidih ke dalam sempe sambil diaduk dengan cepat dan merata sehingga terbentuk gel kenyal (papeda) yang transparan.



Cara makannya yang dikombinasikan dengan ikan serta sayuran berkuah. Papeda biasanya disantap dalam keadaan panas bersama kuah kuning yang terbuat dari ikan tongkol atau ikan mubara dan dibumbui kunyit dan jeruk nipis.

Menurut rikesdas, sagu mepunyai kalori 381 kal, protein 0.3 gr, lemak 0.2 gr, karbohidrat 91,3 gr, kalsium 160 mg, fosfor 70 mg, besi 10 mg. Berdasarkan beberapa penelitian juga menyebutkan bahwa sagu memiliki kadar gula yang rendah dibandingkan nasi dari beras padi karena pada saat mengkonsumsi nasi sebanyak 100 gram, dalam empat jam Indeks Glikemik-nya 80 sampai 90. Sedangkan kalau mengkonsumsi sagu sebanyak 100 gram, dalam empat jam Indeks Glikemik-nya 25 sampai 30. 






0 Post a Comment: